Posts

Showing posts from 2019

Upacara Ngelepas Hawon atau upacara bayi umur 12 hari

Upacara Ngelepas Hawon Di pulau Bali penduduknya sebagian besar beragama Hindu tidak dapat terlepas dari upacara adat keagamanya. Dalam ajaran agama Hindu ada 5 macam upacara yang disebut dengan Panca Yadnya, salah satunya merupakan Manusa Yadnya. Manusa Yadnya adalah upacara yang dilakukan untuk/pada manusia. Upacara Manusa Yadnya telah dilaksanakan saat seseorang manusia pertama kali berada di dalam kandungan. Di Bali upacara ini dikenal dengan sebutan Megedong-Gedongan, yang maknany untuk memohon keselamatan atas janin yang ada di dalam kandungan ibunya. Selanjutnya ketika bayi tersebut telah lahir, ada beberapa upacara kecil yang dilakukan di rumah. Upacara ini seringkali berbeda-beda tergantung dari kebiasaan masyarakat setempat namun maknanya tetap sama saja. Pada umumnya masyarakat Hindu di Bali biasanya melakukanya setelah bayi lahir adalah "upacara Ngerorasin", berasal dari kata roras yang dalam bahasa Bali artinya 12. Upacara ini dilakukan tepat saat bayi telah be

Upacara Macolongan “1 Bulan 7 Hari (42 hari)”

Image
Upacara Macolongan “1 Bulan 7 Hari (42 hari)” Pada waktu  sang bayi berumur satu bulan tujuh hari (42 hari), maka selanjutnya akan di buatkan suatu upacara yang di namakan “upacara Macolongan“.  Seperti Halnya sang bayi saat masih berada dalam kandungan yang dijaga oleh sang Catur Sanak. Oleh sebab itu pertumbuhan sang bayi di dalam kandungan, sangat di bantu oleh empat unsur berdasarkan fungsinya masing – masing. Keempat unsur itu kemudian di sebut “Catur Sanak”. Sang Catur Sanak akan berganti – ganti nama sesuai dengan pertumbuhan sang bayi, sehingga akan memiliki banyak nama untuk mereka. Di dalam upacara macolongan ini Sang Catur Sanak akan panggil dengan sebutan “Nyama Bajang”. Disini yang di maksud “nyama bajang” merupakan segala kekuatan – kekuatan yang membantu Sang Catur Sanak di dalam kandungan.  Setelah bayi berumur 42 hari (Satu bulan tujuh hari sejak kelahirannya), maka sudah waktunya untuk mengembalikan sang “nyama bajang” ketempat asalnya, karena tugas

Makna Upacara Otonan

Image
Makna Upacara Otonan Sebagai  masyarakat Bali memiliki banyak tradisi yang unik yang merupakan pengimplementasian dari ajaran Agama Hindu itu sendiri. Prinsip-prinsip dasar keagamaan ditekankan di semua golongan masyarakat. umur yang bersangkutan. Sebagai umat Hindu rutinitas ritual keagamaan seperti sudah biasa dilakukan oleh umat Hindu, Dalam ajaran Hindu banyak orang yang telah tahu, ada sebuah istilah yang disebut upacara/ ritual dimana upacara tersebut  adalah  pengorbanan yang tua kikhas kepadaNya, upacara/ritual keagamaan Hindu merupakan ungkapan rasa terima kasih umat kepadaNya atas segala limpahan rejeki yang diberikan kepada umatnya. Upacara-upacara dalam Hindu merupakan tata cara yang dilakukan oleh umat Hindu untuk dapat melakukan hubungan antara atman dengan parama atman, antara manusia dengan penciptanya (Hyang Widhi beserta semua manifestasiNya), dengan jalan melakukan upacara yadnya (korban suci) untuk dapat meningnatkan kesucian jiwa, ada beberapa macam Yad

Peran Wanita dan Pria Menurut Ajaran Agama Hindu

Peran Wanita dan Pria Menurut Ajaran Agama Hindu Peran Wanita Wanita dan pria diciptakan Hyang Widhi dalam wujud kewajiban dan kodrat yang berbeda. Namun m miliki peran yang sangat penting dan saling melengkapi satu sama lain, demi terwujudnya hidup yang harmonis sejahtera lahir dan batin. sepeti halnya Dewi kemakmuran yang bertahta pada wanita maka dari itu wanita mempunyai peranan yang sangat penting dan utama dalam kehidupan ini. selain sebagai Isti juga sebagai ibu dan sebagai pelaksana agama berperan dalam pembangunan dalam masyarakat. Wanita sebagai seorang istri idealnya sebagai istri mampu berprilaku jujur, setia dan kreatif, terampil mengatur rumah tangga selalu mendampingi suami dan mampu memberikan dorongan kepada suamim untuk kemajuan dan taraf hidup keluarga yang dibinanya. Kesetiaan seorang wanita sebagai seorang istri kepada suaminya terlukis dalam kisah cerita Ramayana. Meskipun Dewi Sita telah dibawa jauh oleh Rahwana. Diberikan tempat tinggal yang indah penuh de

PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA

PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA l. Manusia adalah makhluk berpikir. Telah umum diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia. Dalam ajaran Hindu memiliki ada yang disebut dengan Sabda, Bayu dan Idep. Manusia adalah makhluk yang paling beruntung memiliki ketiganya dibandingkan dengan mahluk hidup yang lain. Seperti hewan memiliki sabda dan Bayu dan pada tumbuhan hanya memiliki satu saja yaitu Bayu. Seperti yang dijelaskan manusia memiliki ketiganya hendaknya manusia mampu berfikir dan mampu menciptakan sesuatu benda yang bermanfaat bagi dirinya. Manusia mampu melakukan apa yang dianggap baik dan benar. Manusia memiliki rasa estetika, rasa keindahan, demikianlah kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu dan manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Dengan dayapikirnya manusia dapat membebaskan dirinya dari bermacam-macam beban hidup yang membebani dirinya. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan bahwa: Apan iking dadi wwang uttama juga ya nimittaning mangkara wenang ya tumulung

Manusia dan kebudayaannya

Manusia dan Kebudayaannya Telah umum diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia. Dalam ajaran Hindu memiliki ada yang disebut dengan Sabda, Bayu dan Idep. Manusia adalah makhluk yang paling beruntung memiliki ketiganya dibandingkan dengan mahluk hidup yang lain. Seperti hewan memiliki sabda dan Bayu dan pada tumbuhan hanya memiliki satu saja yaitu Bayu. Bahkan manusia juga dimasukkan kedalam golongan mammalia atau binatang menyusui. Dari mammalia itu ada golongan yang tingkatnya lebih tinggi yang dibedakan menurut kecerdasan otaknya dan yang Iain-Iainnya. Dan' jenis mammalia seperti jenis kera atau manusia kera maka manusia adalah memiliki kecerdasan yang paling tinggi. bahkan sudah dapat berdiri tegak dengan dua kaki tanpa benumpu lagi dengan tangan, sehingga tangannya bisa bebas sekali dari penunjang badan dan tangannya menjadi alat umum untuk membantu segala gerak dan usahanya. Binatang bekerja dan berbuat menurut nalurinya saja, sedangkan manusia dapat berpikir

Pengertian Bhakti

☑ Pengertian Bhakti Bhakti berasal dari urat Bhaj (bahasa Sanskerta) yang berarti terkait Tuhan. Dari urat kata ini terbentuk kata Bhakti yang berarti kasih sayang demi kasih sayang kepada Tuhan. Juga dari urat kata Bhaj terbentuk kata Bhajan yang berarti: 1. Bhakti sepenuh hati 2. Bhakti sambil bernyanyi (nyanyiin Suci/kepada Tuhan) Ada beberapa kata yang bersinonim dengan kata Bhakti antara lain: prartha, sandya, arardhana, upayana, dhyana, puja, (nam) japa, stava, swadhayaya, stuti, bhajan, parama prema rupa. Menurut Rsi Naradha, ciri Bhakti dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Tidak mempunyai rasa takut 2. Paling mudah 3. (Merasa) aman 4. Meyakinkan 5. Mendapat hasil yang tercepat 6. Prihatin 7. Rendah hati Ketujuh ciri Bhakti tersebut terlihat semua dan sepenuhnya pada Bhakta seperti yang terlihat pada diri Prahlada, putra dari Hiranyakasipu. Prahlada sebagai seorang Bhakta tidak pernah merasa takut terhadap ancaman dan segala serangan maut yang dilancarkan

Peningkatan SDM Berdasarkan Veda Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Menghadapi era globalisasi (elgo) kebanyakan anggota masyarakat berdebar-debar penuh tanda tanya, penuh kewaspadaan. Apa yang akan terjadi pada elgo nanti? Apa itu elgo? Bagaimana ciri-cirinya? Bagaimana dampak positif dan negatif yang di timbulkanya? Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk memperkecil dan bila memungkinkan menghilangkan dampak negatif dari elgo iti sendiri? bagaimana pula cara meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berdasarkan Pustaka Veda? Tentu masih banyak ada permasalahan dalam elgo itu. Namun dalam kesempatan analis permasalahan akan difokuskan pada tiga masalah yakni: Elgo dan ciri-cirinya Dampak Elgo Peningkatan SDM berdasar Veda Jmengantisipasi dampak Elgo itu. Analisis pemecahan masalah bersifat alternatif hipotesis yang tidak mungkin bisa menyeluruh dan tuntas. Cara pemecahan seperti itu ditempuh karena peristiwa eglo itu sendiri belum seluruhnya dijalani. Oleh karena itu, sangat wajar bila pemaparan berdiri pada sudut pandang tertentu, dari sudut pand

Peningkatan SDM Berdasarkan Veda Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Menghadapi era globalisasi (elgo) kebanyakan anggota masyarakat berdebar-debar penuh tanda tanya, penuh kewaspadaan. Apa yang akan terjadi pada elgo nanti? Apa itu elgo? Bagaimana ciri-cirinya? Bagaimana dampak positif dan negatif yang di timbulkanya? Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk memperkecil dan bila memungkinkan menghilangkan dampak negatif dari elgo iti sendiri? bagaimana pula cara meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berdasarkan Pustaka Veda? Tentu masih banyak ada permasalahan dalam elgo itu. Namun dalam kesempatan analis permasalahan akan difokuskan pada tiga masalah yakni: Elgo dan ciri-cirinya Dampak Elgo Peningkatan SDM berdasar Veda Jmengantisipasi dampak Elgo itu. Analisis pemecahan masalah bersifat alternatif hipotesis yang tidak mungkin bisa menyeluruh dan tuntas. Cara pemecahan seperti itu ditempuh karena peristiwa eglo itu sendiri belum seluruhnya dijalani. Oleh karena itu, sangat wajar bila pemaparan berdiri pada sudut pandang tertentu, dari sudut pand

Makanlah sesudah beryadnya

DHARMA WACANA MAKANLAH SESUDAH BERYADNYA Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Dharma Wacana Disusun Oleh : I Gede Sudha DS0108028 SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH Palu     Desember 2009 Makanlah setelah beryadnya OM SWASTIASTU OM AWIGNAM ASTU NAMA SIDAM                        Inggih sane kapertame titiang ten lali antuk mangucapin angayu bagya sangkaning asung kertha warenugrahane Ide Sang Hyang Widhi Irage driki sareng sami ngemanggihen kerahayuan ngantos galah puniki preside ngelaksanayang swadharmaning suang – suang Umat sedharma Yang berbahagia …………..                        Dewasa mangkin titiang kari akeh ngemikolehen umat Hindu sareng sami sane durung ngalaksanayang yadnya sesa sedurunge ida ngerayunin. Olih krane punike titiang eling ring manah antuk mengambil judul dharma wacana tiang puniki sane majudul makalah sesudah beryadnya ! Dewansrin manusyansca Pitrn grhyasca Dewatah pujagitwa tatah