PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA

PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA

l. Manusia adalah makhluk berpikir.
Telah umum diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia. Dalam ajaran Hindu memiliki ada yang disebut dengan Sabda, Bayu dan Idep. Manusia adalah makhluk yang paling beruntung memiliki ketiganya dibandingkan dengan mahluk hidup yang lain. Seperti hewan memiliki sabda dan Bayu dan pada tumbuhan hanya memiliki satu saja yaitu Bayu.
Seperti yang dijelaskan manusia memiliki ketiganya hendaknya manusia mampu berfikir dan mampu menciptakan sesuatu benda yang bermanfaat bagi dirinya. Manusia mampu melakukan apa yang dianggap baik dan benar. Manusia memiliki rasa estetika, rasa keindahan, demikianlah kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu dan manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Dengan dayapikirnya manusia dapat membebaskan dirinya dari bermacam-macam beban hidup yang membebani dirinya. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan bahwa:
Apan iking dadi wwang uttama juga ya nimittaning mangkara wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara makasadhanang, subhakarma hinga ning kottamaning dadi wwang ika.
(S. 8.4).
Terjemahan:
Menjelang meniadi manusia adalah sungguh-sunggun utama sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara dengan jalan berbuat baik. Demikianlah kentungannya menjelma menjadi manusia.
Manusia dengan tiga kelebihan yang dimilikinya manusia mampu menolong dirinya dari berbagai-bagai beban hidup, dengan demikian manusia manusia biasa menciptakan berbagai macam jenis peralatan yang dapat digunakan untuk memperingan beban dan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dan alat tersebut pastinya memiliki banyak unsur keindahan. Di samping menciptakan manusia manusia juga dapat memperindah hidupnya dengan berbagai benda yang ada di alam ini. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah manusia sanggup mensucikan dirinya pada kedudukan yang terhormat, seperti keinginan makan dan minum. Semua ini karena adanya etiket, etika dan ajaran agama yang menghubungkan antara manusia dengan Penciptanya, oleh karena itu manusia terus berevolusi mengikuti perubahan zaman.
2. Wiweka
Dari uraian di atas, maka akhirnya dapatlah dipahami bahwa salah satu aspek kehidupan sebagai pancaran daya pikir iyalah kemampuan untuk membedakan, menimbang - nimbang dan memilih antara baik dan buruk, salah dan benar, dan sebagainya kemampuan yang seperti ini dalam ajaran agama Hindu disebut wiweka. Seperti yang dijelaskan dalam kitab sebagai berikut:
Ri sakweh ning sarwa Bhutan, iking janma wwang juga wenang gumawayaken ikang subhasubha karma, kuneng pementasannya ring subhékarma juga ikang subhakarma, phala ning dadi wwang. (S.S. 2).
Terjemahan:
Diantara smeua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah ke dalam perbuatan baik, segala perbuatan buruk itu, demikian gunanya menjadi manusia.
Karena kemampuan memilih ini dan atas dasar pilihan ini ia dapat meningkatkan hidupnya dari tidk baik menjadi baik, maka manusia mendapat kedudukan istimewa di antara semua makhluk hidup. Walaupun ia memiliki kemampuan memilih yang baik, namun seringkali pula manusia memilih yang tidak baik. Banyak faktor yang mengantar orang menjadi salah pilih seperti suasana lingkungan yang jelek, karena lelah, karena bodoh dan slebagainya, karena keinginan yang tak terkendali yang semuanya itu membawa orang pada kebingungan. Sering juga orang tidak dapat memilih karena ruang dan waktu yang tidak mengijinkan. Oleh itu manusia di anjurkan untuk memiliki kebijaksanaan, ketetapan hati yaitu tuntunan berfikir, sehingga tepat dalam menentukan pilihan.
3. Etika
Etika adalah bentuk pengendalian diri dalam pergaulan hidup. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, ia selalu bersama dengan orang lain. Manusia akan memiliki arti apabila ia hidup bersama - sama dengan manusia lain dalam masyarakat. Manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan, dan tanggapan emosional yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidup yang sehat.
Dalam kehidupan bermasyarakat manusia hendaknya dapat mengatur dirinya dalam bertingkah laku, tidak ada seorang pun yang boleh berbuat sesuka hatinya. Ia harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, dan tunduk kepada aturan yang berlaku. Dengan demikian manusia bebas berbuat tetapi masih dalam ikatan peraturan tingkah laku yang baik.
Peraturan bertingkah laku yang baik bisa di sebut dengan istilah tata susila atau di sebut dengan istilah etika. Lalu bebaskah orang dapat memilih atas tindakan yang dilakukan? Karena manusia adalah makhluk yang terbatas maka tindakannya untuk memilih pun juga terbatas. Ini berarti bahwa ia tidak dapat memilih sebebas bebasnya, dalam ajaran agama Hindu mengajarkan bahwa pada dasarnya hakika manusia itu adalah baik. Saya Hyang Atma yang menjadi inti hidup itu adalah suci, jujur dan tidak mau mengakui yang buruk itu baik. Maka dalam memilih manusia harus mengikuti bisikan Sang Hyang Atma, bisikan kata hati yang jujur. Nilai atas pilihannya itulah yang akan menentukan nilai pribadi seseorang.
4. Pengendalian Diri
Dengan adanya kemampuan berwiweka maka orang dapat memilih yang baik yang benar dan menghindar dari yang buruk dan salah. Oleh karena itu dalam diri manusia keduanya itu selalu berdampingan, yaitu unsur baik dan unsur buruk, unsur raksasa dan unsur dewata, maka orang harus mengarahkan daya pikir dan daya-daya lain yang ada dalam dirinya untuk menundukkan daya-daya yang tidak baik itu. Ini berarti orang harus mengendalikan diri dalam segala hal, berpikir, berkata dan bertindak sehingga segalanya menuju kepada yang baik.Kepentingan-kepentingan yang berlawananpun dapat dicapai berkat adanya pengendalian yang teratur, seperti tertib lalu lintas.
Sesungguhnya benda-benda angkasa edarnya terkendali pula oleh suatu kekuatan yang maha' dasyat sehingga lintasannya mengikuti suatu tertib tertentu. Matahari dan bulan tidak pernah lepas dari tertib lintasannya. Demikian pula bintang-bintang dan planit-planit. Atom selalu tetap bergerak dalam lintasannya juga. Tertib demikian dalam kitab Weda disebut Rta.
Karena manusia salah bagian dari alam, manusia juga harus tunduk dengan Hukum Rta. Dengan demikian manusia akan selalu bisa hidup harmonis dengan alam dan keharmonisan tersebut akan membawa ketentraman. Sering kali manusia itu sendiri menjadi penghalang untuk tunduk kepada hukum rta, akibatnya manusia tidak bisa hidup bahagia karena itu manusia harus memiliki pengendalian diri. Petunjuk - petunjuk tentang pengendalian diri banyak tertuang dalam ajaran Dharma.
Ajaran Dharma adalah segala yang mendukung manusia untuk mendapatkan kerahayuan. Darma adalah penolong manusia untuk hidup damai, bekerja sebagai anggota masyarakat. Ajaran Dharma juga meliputi peraturan peraturan dan juga adalah kodrat, karena peraturan dan kodrat itu mengantar manusia sebagai manusia yang baik maka Dharma juga adalah kebajikan.
Indriya manusia menghubungkan pikirannya dengan Duni ini, dunia ini demikian menariknya dengan keindahan sehingga pikiran manusia dibina di belokan melalui Indriyana. Hal ini dapat menyebabkan manusia melupakan hakikat kemanusiaannya. Maka dari itu manusia harus dapat mengendalikan indriyanya, sehingga manusia tidak menjadi budak indriyanya sendiri.
Jadi manusia harus bisa mengendalikan dirinya agar bisa mendapatkan kebahagiaan. Pengendalian diri di awali dari pikiran, perkataan, dan perbuatan manusia, demi terciptanya lingkungan yang sejahtera, aman, nyaman, tentaram dan bahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Dedinan dan cara untuk menentukanya Sebagai  masyarakat Bali memiliki banyak tradisi yang unik yang merupakan pengimplementasian dari ajaran Agama Hindu itu sendiri. Prinsip-prinsip dasar keagamaan ditekankan di semua golongan masyarakat. umur yang bersangkutan. Sebagai umat Hindu rutinitas ritual keagamaan seperti sudah biasa dilakukan oleh umat Hindu, Dalam ajaran Hindu banyak orang yang telah tahu, ada sebuah istilah yang disebut upacara/ ritual dimana upacara tersebut adalah pengorbanan yang tua kikhas kepadaNya, upacara/ritual keagamaan Hindu merupakan ungkapan rasa terima kasih umat kepadaNya atas segala limpahan rejeki yang diberikan kepada umatnya. Didalam ajaran agama Hindu Otonan merupakan salah satu bentuk upacara yang merupakan bagian dari Manusa Yadnya yang sesungguhnya bertujuan untuk menyucikan manusia itu secara lahir dan bathin. Tentang otonan itu, otonan tidaklah mesti dibuatkan dengan upacara yang besar mewah, yang intinya merupakan nilai rohani, sehingga anak yang di otonin tadi mendapatkan nilai rohani sesuai yang harapkan, nilai itu dapat menyusun aneka pencerahan kepada setiap orang atau anak yang diupacarai/ dioton. Namun disini yang kita bahas bukan masalah otonan melainkan yang kita bahas adalah Dedinan (hari lahir). Dedinan (hari lahir) sangat berbeda dengan otonan kalau otonan diperingati setiap 210 hari sekali (6 bulan dalam hitungan kalender Bali) sedngkan Dedinan diperingati setiap 35 hari sekali (sebulan dalam hitungan kalender Bali). Sebenarnya Konsep dedinan sama halnya dengan birthday cuman cara penghitungannya saja yang membedakan keduanya. Menurut tradisi masyarakat Hindu Bali, mengenal istilah 10 macam basis perhitungan hari yang dinamakan dengan istilah wewaran. Basis atau sistem yang sangat populer dan sering digunakan oleh hampir semua orang di dunia. Basis yang paling sering digunakan adalah basis 7 (Sapta Wara) di mana hari yang sama berulang setiap 7 hari. Hari-hari tersebut diantaranya yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Selain itu ada juga satu basis yang juga sangat terkenal terutama di Jawa dimana basis tersebut yaitu basis 5 di mana hari yang sama bisa berulang setiap 5 hari sekali hari tersebut yaitu Umanis/Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon, atau dalam bahasa Bali disebut dengan panca wara. Dengan adanya cara atau proses perhitungan yang berbeda ini mengakibatkan dalam suatu hari tertentu akan dapat memiliki beberapa nama yang berbeda, sesuai dengan cara perhitungannnya. Sebagai suatu contoh, saya lahir pada rabu pahing, hari Rabu menurut basis 7 dan Pahing menurut basis 5. Jadi maka dapat dikatakan sebagai Rabu Pahing. Dapat dipikirkan seandainya bila terdapat 10 basis penghitungan hari berbeda, maka terdapat 10 sebutan nama dalam sehari tertentu. Apabila saudara merupakan orang Bali, paling tidak saudara sering mendengar "hari ini hari paskah atau Wage ataupun kliwon". Barang tentu ini merupakan beberapa nama hari menurut basis 3. Jadi hari ini atau hari esok merupakan Senin Pahing atau Selasa kanjeng ataupun Rabu Pasah. Dengan demikian Dedinan merupakan hari ulang tahun yang ditentukan dengan perharitung oleh dua cara yang berbeda menurut perhitungan basis 7 dan basis 5. Dapat dikatakan bahwa hari yang sama bisa berulang setiap 35 hari sekali. Jika saya lahir Rabu pahing maka Dedinan saya yang pertama adalah Rabu Pahing 35 hari yang akan datang. Selanjutnya, kenapa dedinan harus diperingati? Dedinan biasanaya hanya diperingati sampai beberapa kali saja yang intinya hanya sebagi cerminan bahwa sang orang tua sangat menyayangi dan sebagai ungkapan rasa cintanya terhadap sang buah hati, sebagai penyempurnaan upacara manusia yadnya, serta sebagai maksud dan tujuan sebagai pernyataan rasa terima kasih kepada Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, karena telah dikaruniai seorang anak, memohon perlindungan, tuntunannya agar kelak tumbuh menjadi anak yang suputra. Cukup sekian dulu ya pembebasan ini, semoga artikel ini berguna dan dapat menambah pengetahuan kita semua dan buat Anda. Jangan lupa follow, atau tinggalkan coretan dikolong komentar dan kunjungi terus, https://sudhagede.blogspot.com dan dapatkan Update artikel terbaru kami.

Pengaruh Triguna pada Kehidupan Pribadi Seseorang

Upacara Macolongan “1 Bulan 7 Hari (42 hari)”