Posts

Showing posts with the label agama

Makna Upacara Potong Gigi

  Makna Upacara Potong Gigi Di pulau Bali penduduknya sebagian besar beragama Hindu tidak dapat terlepas dari upacara adat keagamanya. Dalam ajaran agama Hindu ada 5 macam upacara yang disebut dengan Panca Yadnya, salah satunya merupakan Manusa Yadnya. Manusa Yadnya adalah upacara yang dilakukan untuk/pada manusia. Upacara Manusa Yadnya telah dilaksanakan saat seseorang manusia pertama kali berada di dalam kandungan. Di Bali upacara ini dikenal dengan sebutan Megedong-Gedongan, yang maknany untuk memohon keselamatan atas janin yang ada di dalam kandungan ibunya. Selanjutnya ketika bayi tersebut telah lahir, ada beberapa upacara kecil yang dilakukan di rumah. Upacara ini seringkali berbeda-beda tergantung dari kebiasaan masyarakat setempat namun maknanya tetap sama saja.  Seperti diketahui, pulau Bali yang dihuni oleh mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu, sangat kental dengan kegiatan upacara keagamaan. Untuk kegiatan upacara keagamaan dikenal dengan istilah panca yadnya yang berar

Kwangen Sebagai sarana persembahyangan

Kwangen Sebagai Sarana Persembahyangan Kwangen merupakan salah satu dari sarana atau alat yang wajib dibawa dan digunakan oleh umat Hindu ketika hendak melakukan persembahyangan atau melakukan pemujaan kehadapan Tuhan atau Ide Sanghyang Widhi Wasa, selain menggunakan bunga dan dupa. Apalagi yang berkaitan dengan upacara Panca Yadnya. Agama Hindu merupakan agama yang satat dengan ritualnya diisi oleh sarana dan prasarana yang digunakan untuk upakara. Ini tidak berarti bahwa upakara itu dihadirkan hanya semata-mata hanya sebagai penghias dalam pelaksanaan ritual. Pelaksanaan ritual dengan jenis upakara tertentu memiliki makna dan tujuan tertentu juga sesuai dengan jenis yadnya yang dilaksanakan. disadari atau tidak dalam pelaksanaan upakara dalam ritual Hindu di Bali nampak indah dan mengandung estetika. Dalam pelaksanaan upakara ritual agama Hindu di Bali kaya dengan jenis dan bentuk upakara. Baik dari pelaksanaan upakara yang kecil dan sederhana, maupun yang paling besar dan rumit. Seb

Upacara Ngelepas Hawon atau upacara bayi umur 12 hari

Upacara Ngelepas Hawon Di pulau Bali penduduknya sebagian besar beragama Hindu tidak dapat terlepas dari upacara adat keagamanya. Dalam ajaran agama Hindu ada 5 macam upacara yang disebut dengan Panca Yadnya, salah satunya merupakan Manusa Yadnya. Manusa Yadnya adalah upacara yang dilakukan untuk/pada manusia. Upacara Manusa Yadnya telah dilaksanakan saat seseorang manusia pertama kali berada di dalam kandungan. Di Bali upacara ini dikenal dengan sebutan Megedong-Gedongan, yang maknany untuk memohon keselamatan atas janin yang ada di dalam kandungan ibunya. Selanjutnya ketika bayi tersebut telah lahir, ada beberapa upacara kecil yang dilakukan di rumah. Upacara ini seringkali berbeda-beda tergantung dari kebiasaan masyarakat setempat namun maknanya tetap sama saja. Pada umumnya masyarakat Hindu di Bali biasanya melakukanya setelah bayi lahir adalah "upacara Ngerorasin", berasal dari kata roras yang dalam bahasa Bali artinya 12. Upacara ini dilakukan tepat saat bayi telah be

Upacara Macolongan “1 Bulan 7 Hari (42 hari)”

Image
Upacara Macolongan “1 Bulan 7 Hari (42 hari)” Pada waktu  sang bayi berumur satu bulan tujuh hari (42 hari), maka selanjutnya akan di buatkan suatu upacara yang di namakan “upacara Macolongan“.  Seperti Halnya sang bayi saat masih berada dalam kandungan yang dijaga oleh sang Catur Sanak. Oleh sebab itu pertumbuhan sang bayi di dalam kandungan, sangat di bantu oleh empat unsur berdasarkan fungsinya masing – masing. Keempat unsur itu kemudian di sebut “Catur Sanak”. Sang Catur Sanak akan berganti – ganti nama sesuai dengan pertumbuhan sang bayi, sehingga akan memiliki banyak nama untuk mereka. Di dalam upacara macolongan ini Sang Catur Sanak akan panggil dengan sebutan “Nyama Bajang”. Disini yang di maksud “nyama bajang” merupakan segala kekuatan – kekuatan yang membantu Sang Catur Sanak di dalam kandungan.  Setelah bayi berumur 42 hari (Satu bulan tujuh hari sejak kelahirannya), maka sudah waktunya untuk mengembalikan sang “nyama bajang” ketempat asalnya, karena tugas

Makna Upacara Otonan

Image
Makna Upacara Otonan Sebagai  masyarakat Bali memiliki banyak tradisi yang unik yang merupakan pengimplementasian dari ajaran Agama Hindu itu sendiri. Prinsip-prinsip dasar keagamaan ditekankan di semua golongan masyarakat. umur yang bersangkutan. Sebagai umat Hindu rutinitas ritual keagamaan seperti sudah biasa dilakukan oleh umat Hindu, Dalam ajaran Hindu banyak orang yang telah tahu, ada sebuah istilah yang disebut upacara/ ritual dimana upacara tersebut  adalah  pengorbanan yang tua kikhas kepadaNya, upacara/ritual keagamaan Hindu merupakan ungkapan rasa terima kasih umat kepadaNya atas segala limpahan rejeki yang diberikan kepada umatnya. Upacara-upacara dalam Hindu merupakan tata cara yang dilakukan oleh umat Hindu untuk dapat melakukan hubungan antara atman dengan parama atman, antara manusia dengan penciptanya (Hyang Widhi beserta semua manifestasiNya), dengan jalan melakukan upacara yadnya (korban suci) untuk dapat meningnatkan kesucian jiwa, ada beberapa macam Yad

Peran Wanita dan Pria Menurut Ajaran Agama Hindu

Peran Wanita dan Pria Menurut Ajaran Agama Hindu Peran Wanita Wanita dan pria diciptakan Hyang Widhi dalam wujud kewajiban dan kodrat yang berbeda. Namun m miliki peran yang sangat penting dan saling melengkapi satu sama lain, demi terwujudnya hidup yang harmonis sejahtera lahir dan batin. sepeti halnya Dewi kemakmuran yang bertahta pada wanita maka dari itu wanita mempunyai peranan yang sangat penting dan utama dalam kehidupan ini. selain sebagai Isti juga sebagai ibu dan sebagai pelaksana agama berperan dalam pembangunan dalam masyarakat. Wanita sebagai seorang istri idealnya sebagai istri mampu berprilaku jujur, setia dan kreatif, terampil mengatur rumah tangga selalu mendampingi suami dan mampu memberikan dorongan kepada suamim untuk kemajuan dan taraf hidup keluarga yang dibinanya. Kesetiaan seorang wanita sebagai seorang istri kepada suaminya terlukis dalam kisah cerita Ramayana. Meskipun Dewi Sita telah dibawa jauh oleh Rahwana. Diberikan tempat tinggal yang indah penuh de

PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA

PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA l. Manusia adalah makhluk berpikir. Telah umum diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia. Dalam ajaran Hindu memiliki ada yang disebut dengan Sabda, Bayu dan Idep. Manusia adalah makhluk yang paling beruntung memiliki ketiganya dibandingkan dengan mahluk hidup yang lain. Seperti hewan memiliki sabda dan Bayu dan pada tumbuhan hanya memiliki satu saja yaitu Bayu. Seperti yang dijelaskan manusia memiliki ketiganya hendaknya manusia mampu berfikir dan mampu menciptakan sesuatu benda yang bermanfaat bagi dirinya. Manusia mampu melakukan apa yang dianggap baik dan benar. Manusia memiliki rasa estetika, rasa keindahan, demikianlah kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu dan manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Dengan dayapikirnya manusia dapat membebaskan dirinya dari bermacam-macam beban hidup yang membebani dirinya. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan bahwa: Apan iking dadi wwang uttama juga ya nimittaning mangkara wenang ya tumulung