Peran Wanita dan Pria Menurut Ajaran Agama Hindu
Peran Wanita dan Pria Menurut Ajaran Agama Hindu
Peran Wanita
Wanita dan pria diciptakan Hyang Widhi dalam wujud kewajiban dan kodrat yang berbeda. Namun m miliki peran yang sangat penting dan saling melengkapi satu sama lain, demi terwujudnya hidup yang harmonis sejahtera lahir dan batin. sepeti halnya Dewi kemakmuran yang bertahta pada wanita maka dari itu wanita mempunyai peranan yang sangat penting dan utama dalam kehidupan ini. selain sebagai Isti juga sebagai ibu dan sebagai pelaksana agama berperan dalam pembangunan dalam masyarakat.
Wanita sebagai seorang istri idealnya sebagai istri mampu berprilaku jujur, setia dan kreatif, terampil mengatur rumah tangga selalu mendampingi suami dan mampu memberikan dorongan kepada suamim untuk kemajuan dan taraf hidup keluarga yang dibinanya. Kesetiaan seorang wanita sebagai seorang istri kepada suaminya terlukis dalam kisah cerita Ramayana. Meskipun Dewi Sita telah dibawa jauh oleh Rahwana. Diberikan tempat tinggal yang indah penuh dengan harta kemewahan ditaman Alengka. Namun Dewi Sita sebagai istri dari Rama selalu ingat rasa cintanya terhadap suaminya Bhatara Rama.
Sebagai seorang istri wanita harus mampu menanamkan dan menumbuhkan kembangkan rasa cinta kasih saling menghormati, saling percaya terhadap suami, ipar, misan, tetangga, maupun kepada masyarakat. Dalam cerita Maha Bharata juga dilukiskan kesetiaan seorang istri yaitu Dewi Drupadi mendampingi suaminya yaitu Pandawa. Meskipun para Paca Pandawa diasingkan kedalam hutan oleh saudaranya sendiri yaitu Kurawa Dewi Drupadi masih tetap setia dan mengikuti suaminya kehutan diasingkan dan selama di hutan Dewi Drupadi masih setia menemani suaminya dan memberikan dorongan dan semangat kepada kelima suaminya tersebut.
Didalam kitab Manawa Dharma Sastra III. 61 dijelaskan bahwa :
Wanita harus dihormati dan disanjung oleh ayah mereka, kakak kakak mereka, suami dan ipar yang menghendaki kesejahteraan mereka.
Selain itu juga dijelaskan dalam kitab Manawa Dharma Sastra III.64 dijelaskan bahwa :
Dimana wanita dihormati, disana para Dewa merasa senang, tetapi dimana mereka tidak dihormati, tidak ada karya ayang berpahala.
Juga dituliskan dalam Manawa Dharma Sastra III. 57
Dimana keluarga wanita hidup dalam kesedihan, kebahagiaan itu cepat akan hancur, tetapi keluarga dimana wanita tidak menderita iya akan selalu sejahtera.
Demikianlah dapat dikatakan peran wanita sebagai istri. Dalam pembangunan sekarang ini wanita berfungsi ganda selain sebagai istri, ibu rumah tangga, pendidik, pelaksana agama, ia juga sebagai angkatan kerja, yang ikut serta dalam membangun menjadikan dirinya sebagai wanita karir. Dengan demikian janganlah merasa bahwa wanita merasa bahwa iya sangat utama, mereka harus dapat menyeimbangkan melaksanakan tugas dan ke anuban sebagai seorang ibu rumah tangga dengan karir yang mereka geluti. Akibat dari karir itu wanita juga berperan sebagai pembantu dalam terwujudnya kesejahteraan rumahtangga yang terprogram berati juga ikut dalam mewujudkan cita-cita pemerintah dalam membangun dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Peranan Pria
Sekarang dijelaskan mengenai peranan pria menurut ajaran agama Hindu. Menurut ajaran agama Hindu Pria dilahirkan mempunyai peranan utama dalam kehidupan. Dengan wanita iya akan saling melengkapi untuk mencapai tujuan hidup. Dalam perananya yang utama sesuai dengan kedudukanya yaitu pria sebagai seorang suami atau ayah menjadi kepala keluarga yang layak. Dalam hal ini iya berperanan sebagai pelindung, sebagai pengendali dalam rumah tangga, pengawas, pendidik, selalu menjaga kerukunan keluarga. Sebagai kepala keluarga pria harus mampu memberikan perlindungan terhadap anggota keluarga, menjaga dengan baik keamanannya, tanggap akan segala kemungkinan yang akan mengancam yang menyebabkan kehidupan rumah tangga menjadi kacau. Seorang pria sebagai pengendali dalam keluarga harus selalu mengupayakan kehidupan sesuai dengan program Catur Asrama.
Dalam ajaran agama Hindu hidup harus menjalani atau melewati empat jenjang kehidupan yang diawali dengan Brahmacari dan di akhiri dengan jenjang Bhiksuka. Dalam meraih semua itu haruslah didasari oleh landasan Dharma.
Yang tidak kalah pentingnya perencanaan kepala keluarga sebagai pengawas, pendidik, selalu berupaya menjaga kerukunan rumah tangga. Sebagai seorang kepala keluarga ia harus berusaha mewujudkan agar keluatganya mencapai hidup yang lebih sehat sejahtera dan bahagia. Pria dalam kedudukanya sebagai seorang penyelamat keluarganya dari neraka. Dalam rumah tangga bila memperoleh anak laki-laki saksana memperoleh penakluk dunia dan menikmati kebahagiakan demikian dijelaskan dalam kitab Adiparwa. Dijelaskan pula yang berhak melaksanakan sradha adalah anak laki-laki yang sulung. Bahkan Manu menegaskan anak yang sulung itu membebaskan Enam (hutang) ayahnya.
Bilamana ayahnya meninggal maka saudara tertua yang laki itulah mengayomi anggota keluarganya yang lain. Berkaitan dengan itu sebagian besar keselamatan keluarga adalah tergantung dari baik buruk sifat anak yang tertua, maka dari itu dalam hubungan ini sudah semestinya adik adiknya menaruh kepercayaan terhadap satu pertimbangan kakak yang sulung. Sebagaimana halnya Panca Pandawa Dharmawangsa sebagai kakak tertua selalu menjadi panutan dari keempat adiknya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka keluarga Hindu sangat mendambakan anak tertua itu q es alah anak laki-laki atau setidaknya mempunyai anak laki-laki sebagai penerus keturunan. Dalam hukum adat anak laki-laki berstatus purusa berhak menjadi akhli waris. Kemudian ia berperan sebagai pengganti ayahnya dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan sosial maupun kegiatan agama.
Peran Wanita
Wanita dan pria diciptakan Hyang Widhi dalam wujud kewajiban dan kodrat yang berbeda. Namun m miliki peran yang sangat penting dan saling melengkapi satu sama lain, demi terwujudnya hidup yang harmonis sejahtera lahir dan batin. sepeti halnya Dewi kemakmuran yang bertahta pada wanita maka dari itu wanita mempunyai peranan yang sangat penting dan utama dalam kehidupan ini. selain sebagai Isti juga sebagai ibu dan sebagai pelaksana agama berperan dalam pembangunan dalam masyarakat.
Wanita sebagai seorang istri idealnya sebagai istri mampu berprilaku jujur, setia dan kreatif, terampil mengatur rumah tangga selalu mendampingi suami dan mampu memberikan dorongan kepada suamim untuk kemajuan dan taraf hidup keluarga yang dibinanya. Kesetiaan seorang wanita sebagai seorang istri kepada suaminya terlukis dalam kisah cerita Ramayana. Meskipun Dewi Sita telah dibawa jauh oleh Rahwana. Diberikan tempat tinggal yang indah penuh dengan harta kemewahan ditaman Alengka. Namun Dewi Sita sebagai istri dari Rama selalu ingat rasa cintanya terhadap suaminya Bhatara Rama.
Sebagai seorang istri wanita harus mampu menanamkan dan menumbuhkan kembangkan rasa cinta kasih saling menghormati, saling percaya terhadap suami, ipar, misan, tetangga, maupun kepada masyarakat. Dalam cerita Maha Bharata juga dilukiskan kesetiaan seorang istri yaitu Dewi Drupadi mendampingi suaminya yaitu Pandawa. Meskipun para Paca Pandawa diasingkan kedalam hutan oleh saudaranya sendiri yaitu Kurawa Dewi Drupadi masih tetap setia dan mengikuti suaminya kehutan diasingkan dan selama di hutan Dewi Drupadi masih setia menemani suaminya dan memberikan dorongan dan semangat kepada kelima suaminya tersebut.
Didalam kitab Manawa Dharma Sastra III. 61 dijelaskan bahwa :
Wanita harus dihormati dan disanjung oleh ayah mereka, kakak kakak mereka, suami dan ipar yang menghendaki kesejahteraan mereka.
Selain itu juga dijelaskan dalam kitab Manawa Dharma Sastra III.64 dijelaskan bahwa :
Dimana wanita dihormati, disana para Dewa merasa senang, tetapi dimana mereka tidak dihormati, tidak ada karya ayang berpahala.
Juga dituliskan dalam Manawa Dharma Sastra III. 57
Dimana keluarga wanita hidup dalam kesedihan, kebahagiaan itu cepat akan hancur, tetapi keluarga dimana wanita tidak menderita iya akan selalu sejahtera.
Demikianlah dapat dikatakan peran wanita sebagai istri. Dalam pembangunan sekarang ini wanita berfungsi ganda selain sebagai istri, ibu rumah tangga, pendidik, pelaksana agama, ia juga sebagai angkatan kerja, yang ikut serta dalam membangun menjadikan dirinya sebagai wanita karir. Dengan demikian janganlah merasa bahwa wanita merasa bahwa iya sangat utama, mereka harus dapat menyeimbangkan melaksanakan tugas dan ke anuban sebagai seorang ibu rumah tangga dengan karir yang mereka geluti. Akibat dari karir itu wanita juga berperan sebagai pembantu dalam terwujudnya kesejahteraan rumahtangga yang terprogram berati juga ikut dalam mewujudkan cita-cita pemerintah dalam membangun dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Peranan Pria
Sekarang dijelaskan mengenai peranan pria menurut ajaran agama Hindu. Menurut ajaran agama Hindu Pria dilahirkan mempunyai peranan utama dalam kehidupan. Dengan wanita iya akan saling melengkapi untuk mencapai tujuan hidup. Dalam perananya yang utama sesuai dengan kedudukanya yaitu pria sebagai seorang suami atau ayah menjadi kepala keluarga yang layak. Dalam hal ini iya berperanan sebagai pelindung, sebagai pengendali dalam rumah tangga, pengawas, pendidik, selalu menjaga kerukunan keluarga. Sebagai kepala keluarga pria harus mampu memberikan perlindungan terhadap anggota keluarga, menjaga dengan baik keamanannya, tanggap akan segala kemungkinan yang akan mengancam yang menyebabkan kehidupan rumah tangga menjadi kacau. Seorang pria sebagai pengendali dalam keluarga harus selalu mengupayakan kehidupan sesuai dengan program Catur Asrama.
Dalam ajaran agama Hindu hidup harus menjalani atau melewati empat jenjang kehidupan yang diawali dengan Brahmacari dan di akhiri dengan jenjang Bhiksuka. Dalam meraih semua itu haruslah didasari oleh landasan Dharma.
Yang tidak kalah pentingnya perencanaan kepala keluarga sebagai pengawas, pendidik, selalu berupaya menjaga kerukunan rumah tangga. Sebagai seorang kepala keluarga ia harus berusaha mewujudkan agar keluatganya mencapai hidup yang lebih sehat sejahtera dan bahagia. Pria dalam kedudukanya sebagai seorang penyelamat keluarganya dari neraka. Dalam rumah tangga bila memperoleh anak laki-laki saksana memperoleh penakluk dunia dan menikmati kebahagiakan demikian dijelaskan dalam kitab Adiparwa. Dijelaskan pula yang berhak melaksanakan sradha adalah anak laki-laki yang sulung. Bahkan Manu menegaskan anak yang sulung itu membebaskan Enam (hutang) ayahnya.
Bilamana ayahnya meninggal maka saudara tertua yang laki itulah mengayomi anggota keluarganya yang lain. Berkaitan dengan itu sebagian besar keselamatan keluarga adalah tergantung dari baik buruk sifat anak yang tertua, maka dari itu dalam hubungan ini sudah semestinya adik adiknya menaruh kepercayaan terhadap satu pertimbangan kakak yang sulung. Sebagaimana halnya Panca Pandawa Dharmawangsa sebagai kakak tertua selalu menjadi panutan dari keempat adiknya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka keluarga Hindu sangat mendambakan anak tertua itu q es alah anak laki-laki atau setidaknya mempunyai anak laki-laki sebagai penerus keturunan. Dalam hukum adat anak laki-laki berstatus purusa berhak menjadi akhli waris. Kemudian ia berperan sebagai pengganti ayahnya dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan sosial maupun kegiatan agama.
Comments
Post a Comment