Upacara Kepus Puser
Upacara Kepus Puser
Upacara Manusa Yadnya murupakan upacara pengorbanan suci yang didasari oleh hati yang tulus ikhlas dalam rangka untuk menjaga, pendidikan serta pensucian secara spiritual terhadap seseorang saat terciptanya jasmani di dalam kandungan sampai akhir kehidupan manusia.Upacara manusa yadnya sangat erat sekali kaitannya dengan Catur Purusa Arta yang artinya empat tingkatan atau jenjang dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Adapun bagian dari Catur Purusa Arta yaitu Brahmacari, Grehasta, Wanaprasta, dan Bhiksuka. Dalam Jenjang-jenjang hidup Grehasta inilah kita akan mengenal Manusa Yadnya diantara tahapan manusia Yadnya yang ada dalam artikel ini akan dibahas tentang Manusa Yadnya yaitu upacara kepus puser.
Upacara kepus puser atau pupus puser masih merupakan salah satu rangakaian upacara yang dilakukan pada saat puser sang bayi telah lepas. Waktu upacara kepus puser dilaksanakan yaitu pada saat sang bayi telah kepus pusernya, umumnya pada saat bayi berumur tiga hari. Tempat Upacara ini dilaksanakan di dalam rumah terutama di sekitar tempat tidur sang bayi. Pelaksana dalam melaksanakan upacara ini cukup dipipin oleh keluarga yang tertua (sesepuh), atau jika tidak ada, orang tua si bayi.
Upacra ‘’kepus puser’’ dilakukan untuk membesihkan jiwa dan raga sang bayi. Dengan lepasnya tali jasmaniah sang bayi telah dianggap bersih. Secara rohaniah sang bayi telah bebas dari pengaruh sang catur sanak. Jadi upacara kepus puser dilaksanakan tiada lain iyalah bertujuan untuk pembersihan atau pensucian diri sang bayi karena telah terlepas dari pengaruh sang Catur Sanak.
Sumber yang berbeda juga menyebutkan, bahwa upacara kepus udel/puser juga disebut dengan istilah mepenelahan atau upacara penelah-nelah yang dari akar kata telah yang berati abis sebagamana telah disebutkan sebelumnya, bahwa sang bayi semasa dalam kandungan sang ibu dijaga oleh 4 unsur,yang disebut catur sanak seperti,yeh nyom,ari-ari,getih, telah lepas terlebih dahulu pasa saat sang bayi itu dilahirkan.serta yang tersisa hanya puser/udel yg masih menempel pada tubuh sang bayi. Dengan terlepasnya sisa tali pusat/pusar/udel dari sang bayi, maka berarti habislah bagian bagian dari sang catur sanak yang menempel pada tubuh sang bayi tersebut.
Dengan terlepasnya sang Catur Sanak dari tubuh sang bayi, kemudian dibuatkan acara kekambuhan, sertadibuatkan pelangkiran tempat Ida Shang Hyang Kumara berstana, Shang Hyang Kumara merupakan putra dari Dewa Siwa yang bertugas sebagai pengasuh bayi yang welas asih.
Adapun tata cara dilakukan pada saat puser bayi terlepas yaitu :1. Puser sang bayi yang telah lepas kemudian dibungkus dengan kain putih lalu dimasukkan ke dalam "ketupat kukur" (ketupat yang berbentuk burung tekukur) disertai dengan rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada dan lain-lain, lalu digantung pada bagian kaki dari tempat tidur (terbenam) sang bayi.2. Dibuatkan kumara (pelangkiran) untuk tempat berstananya Shang Hyang Kumara. 3. Di tempat menanam ari-ari dibuatkan sanggah cucuk, di bawahnya diletakan banten segehan (nasi empat warna), dan di dalam sanggah cucuk diisi dengan banten kumara.4. Kemudian di berikan doa, Tidak ada mantram khusus untuk upacara ini, ini dilakukan untuk memohon keselamatan dengan cara dan kebiasaan masing-masing.
Cukup sekian dulu ya pembebasan ini, semoga artikel ini berguna dan dapat menambah pengetahuan kita semua dan buat Anda. Jangan lupa kunjungi terus , https://sudhagede.blogspot.com dan dapatkan Update artikel terbaru kami.
Comments
Post a Comment